Mengenal Lebih Dekat Budidaya Jamur Tiram

jamur tiram

Jamur tiram, juga dikenal sebagai jamur mutiara, adalah salah satu jenis jamur kayu yang memiliki popularitas tinggi dalam budidaya. Jamur ini dapat ditemukan tumbuh pada berbagai jenis media kayu, termasuk limbah hasil hutan, kayu keras, produk samping kayu, serta tongkol jagung dan lainnya. Di Indonesia, jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) menjadi salah satu jenis jamur yang banyak dibudidayakan. Dikenal dengan bentuknya yang membulat, lonjong, dan agak melengkung seperti cakra tiram, jamur kayu ini memiliki sejumlah ciri khas yang menarik.

Klasifikasi Jamur Tiram

Sebelum kita memahami lebih dalam tentang budidaya jamur tiram, penting untuk mengetahui klasifikasi lengkapnya. Berikut adalah klasifikasi jamur tiram menurut taksonomi:

  • Kingdom: Mycetea
  • Division: Amastigomycotae
  • Phylum: Basidiomycotae
  • Class: Hymenomycetes
  • Ordo: Agaricales
  • Family: Pleurotaceae
  • Genus: Pleurotus
  • Species: Pleurotus ostreatus

Struktur Tubuh Jamur Tiram

Bagian tubuh jamur tiram terdiri dari beberapa bagian, termasuk akar semu (rhizoid), tangkai (stipe), insang (lamella), dan tudung (pileus/cap). Ciri fisiknya meliputi permukaan yang licin dan agak berminyak ketika lembab, tepi yang bergelombang, tangkai lateral yang agak menyamping dari tudung, dan daging buah berwarna putih. Diameter tudungnya menyerupai cangkang tiram, berkisar antara 5–15 cm.

Lingkungan Tumbuh Jamur Tiram

Jamur tiram dapat tumbuh pada kayu-kayu lunak dan pada ketinggian 600 meter dari permukaan laut. Mereka tidak memerlukan intensitas cahaya tinggi karena dapat merusak miselia jamur dan pertumbuhan buah jamur. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan jamur tiram berkisar antara 15°C hingga 30°C, dengan pH tanah sekitar 5,5 hingga 7, serta kelembaban udara antara 80% hingga 90%.

Budidaya Jamur Tiram

Proses budidaya jamur tiram dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan:

Proses produksi jamur tiram dimulai dengan persiapan sarana produksi yang meliputi bangunan, peralatan, dan bahan-bahan. Setiap produsen memiliki formulasi khusus dalam teknik budidaya jamur tiram. Sarana produksi meliputi:

  • Bangunan: Kumbung atau rumah jamur sebagai tempat inkubasi dan pertumbuhan jamur, serta ruangan bersih untuk inokulasi.
  • Peralatan: Termasuk ketel uap untuk pasteurisasi atau sterilisasi, termometer, sprayer, dan alat-alat kebersihan.
  • Bahan-bahan: Serbuk kayu, bekatul, dan kapur pertanian disiapkan sesuai kebutuhan.

2. Pencampuran Media:

Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan kemudian dicampur dengan serbuk gergaji yang telah dikukus. Pencampuran harus dilakukan secara merata untuk menghasilkan media tanam yang baik untuk pertumbuhan jamur. Campuran media yang tidak merata dapat mengganggu pertumbuhan jamur. Media tidak boleh terlalu basah karena dapat mengganggu pertumbuhan myselium.

3. Pembuatan Baglog:

Baglog dibuat menggunakan plastik polipropilen (PP) yang relatif tahan panas. Proses pembuatan baglog melibatkan memasukkan adonan ke dalam plastik, kemudian dipadatkan menggunakan botol atau alat lainnya. Media yang kurang padat dapat menyebabkan busuk pada media dan menurunkan produktivitas jamur tiram. Setelah media dipadatkan, plastik disatukan dan dipasang cincin paralon pada bagian leher plastik.

4. Sterilisasi:

Sterilisasi dilakukan untuk mematikan organisme hidup yang merugikan pertumbuhan jamur dan menyempurnakan tahap akhir dari serbuk gergaji sebagai media tanam yang selektif untuk pertumbuhan jamur. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan uap panas pada suhu mencapai 100°C selama 7-8 jam. Baglog yang sudah jadi dimasukkan ke dalam ruangan yang dapat menyimpan uap panas untuk proses sterilisasi.

Sterilisasi media juga dapat dilakukan dengan suhu 100°-110°C selama 7-8 jam menggunakan sterilisasi sederhana atau autoklaf skala laboratorium.

5. Pemanenan:

Jamur tiram biasanya siap dipanen setelah beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada kondisi lingkungan dan jenis media tanam yang digunakan. Pemanenan dilakukan dengan memetik jamur yang sudah matang secara hati-hati agar tidak merusak miselia atau bibit jamur yang masih ada.


Yuk, cek artikel hortikultura lainnya yang pasti tidak kalah menarik:


Manfaat dan Potensi Jamur Tiram

Budidaya jamur tiram memiliki berbagai manfaat, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Di samping menjadi sumber penghasilan bagi para petani jamur, jamur tiram juga kaya akan nutrisi dan memiliki sejumlah khasiat untuk kesehatan manusia. Beberapa manfaatnya antara lain:

  • Kandungan nutrisi tinggi, seperti protein, serat, vitamin B, dan mineral.
  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
  • Memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi.
  • Mendukung kesehatan pencernaan.

Penutup

Budidaya jamur tiram adalah salah satu kegiatan pertanian yang menjanjikan dan memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan serta kesehatan masyarakat. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang karakteristik, lingkungan tumbuh, dan proses budidayanya, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas jamur tiram yang dihasilkan.

 

Mengenal Lebih Dekat Budidaya Jamur Tiram

You May Also Like

About the Author: Emir Garden

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *